Sabtu, 23 Januari 2010

Punk Muslim, Komunitas Nasyid yang "Underground"

Beberapa waktu yang lalu, saya menonton program “Safara” di Trans TV. Waktu itu yang dibahas adalah tentang komunitas punk islam. Hem, agak aneh memang waktu pertama kali denger, tapi ternyata memang ada loh.

Yup salah satu komunitas punk islam yang masih eksis di Indonesia adalah komunitas yang menamakan diri mereka Punk Muslim.

Komunitas yang berdiri sejak 3 tahun lalu ini, digagas oleh Budi Khoironi, yang akrab dipanggil Buce. Pilihan Buce untuk hidup di jalanan adalah pilihan untuk menyentuh objek dakwah yang tak pernah disentuh, yaitu anak-anak jalanan. Keprihatinan dan kesukaan Buce terhadap musik dan kesenian dituangkannya dalam sanggar kesenian bernama Warung Udix Band, sekitar 8 tahun lalu. Di sanggar inilah, anak-anak jalanan berkumpul untuk latihan band sekaligus belajar mengaji. Pada Mei 2007. Buce meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Sebelum meninggal, Buce telah menitipkan amanah untuk membimbing dan mengasuh komunitas punk dan anak jalanan tersebut kepada Ahmad Zaki.
Bergaul dengan komunitas punk dan anak jalanan tak semudah yang dibayangkan. Pada awalnya, Zaki pun tidak diterima oleh komunitas punk tersebut, tapi dengan usaha yang keras, Zaki dapat melanjutkan tongkat estafet dari Buce yang diembankan kepadanya. Kuncinya hanya satu, Zaki selalu mengingat pesan Buce untuk tidak menggunakan bahasa-bahasa yang terlalu elit dan bersifat menggurui kepada komunitas itu. Walhasil, dalam percakapan, kata lu-gue sudah jadi unsur wajib dalam bahasa yang mereka gunakan selayaknya sahabat, bukan antara guru dengan murid.
Punk Muslim beranggotakan Ambon, Asep, Mongxi, dan Lutfi. Dahulu, Buce sempat menjadi vokalis Punk Muslim sebelum dia wafat.. Punk Muslim telah mengeluarkan album pertama bertajuk Soul Revolution dan sebanyak 1000 kaset album tersebut dibagikan gratis kepada para peminat band yang beraliran campur-campur ini: ngepunk, ngerapp, bahkan kadang etnik.
Dalam situs resminya di http://punkmuslim.multiply.com/ disebutkan bahwa

“Punk Muslim mencoba untuk menjalankan perintah seperti, 'sampaikanlah walau cuma satu ayat', 'saling ingat mengingatkanlah kalian dalam kebaikan', atau ribuan perintah-perintah yang lain, dan kami ini baru satu, dua atau tiga saja yang bisa kami kerjakan, Dan kami ini mengkhususkan untuk menyampaikan kepada diri kami sendiri dan merangkul kawan-kawan Punk yang terlanjur nge-Punk”

“Kami tidak melawan mereka (punkers), yang kami lawan adalah sebuah konsep atau sistem yang membuat mereka seperti yang terlihat sekarang, melawan pembiasan makna kebebasan yang ekstrim dan terlampau mengada-ada, dan melawan dasar mereka turun kejalanan entah karena broken home atau sebab lain.”

“Muslim adalah sebuah subyek, dan Punk hanya sebuah object, terlepas dari letak susunan kata subyek dan object, “punk muslim” atau “muslim punk”.
Kami ini hanya sebuah anti-tesis. Mencoba membuat dialektika dalam punk itu sendiri. Kami bukan punk islam atau islam punk, kami Punk Muslim. “


Punk Muslim juga dijuluki Nasyid Underground karena aliran musiknya yang banyak menyuarakan syair Islami tapi dengan gaya punk. Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu, banyak kalangan yang dapat menerima gaya bermusik Punk Muslim hingga permintaan albumnya pun membludak. Kini, Punk Muslim sedang merampungkan album kedua.
Zaki sebagai pengasuh Punk Muslim pun melakukan berbagai variasi kegiatan untuk komunitas ini, seperti mabit tiap dua bulan sekali, tafakur alam setiap tahun, dan rekrutmen. Selain kegiatan tersebut, Punk Muslim juga kebanjiran agenda silaturahim, bulan lalu, Punk Muslim jaulah ke komunitas punk di Indramayu yang juga merasakan hidayah untuk kembali ke Islam dengan meneladani Punk Muslim di Jakarta.
Punk Muslim telah manggung di beberapa mal dan kampus, seperti Pangrango Plaza, Margo City, ITC Cempaka Mas, Univ. Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Univ. Negeri Jakarta. Selain itu, Punk Muslim juga melayani permintaan untuk pentas di komunitas punk, sekolah-sekolah, dan pengajian rutin.
Yah, dari Punk Muslim ini kita dapat belajar satu hal bahwa Musik adalah sebuah hal yang sifatnya Universal, untuk semua kalangan dan “No Boundaries”. Dua hal yang sebelumnya seakan bertentangan dan mustahil disarukan ternyata mampu berjalan beriring bersama dalam melakukan perubahan bagi lingkungan masyarakat. Dan hal itu dapat terwujud melalui media musik.
Berikut ini ada salah satu video demo dari Punk Muslim yang diuplod di Youtube



Sumber :

http://www.youtube.com/watch?v=GIPrILRleoM

http://punkmuslim.multiply.com/
http://www.eramuslim.com/berita/silaturrahim/punk-muslim-ketika-idealisme-punk-melebur-dengan-islam.htm

7 komentar:

  1. wawww...
    bolebolebole...
    smoga dakwah makin kratif aja yaa.. nice post Hoo..! ^-^

    BalasHapus
  2. hmmm, berita yang sama sekali baru buat aku, ada juga y aliran punk, itu bisa memperbaiki image umum buat komunitas punk seperti preman, broken home, meresahkan masyarakat dll. padahal nggak semuanya kayak gitu...^_^

    BalasHapus
  3. yups..
    sama awalnya juga aneh, punk koq alim??
    tapi balik lagi.. sebenernya ideologi punk tu bagus lho.. anti kapitalisme, dan cenderung sosialis, tapi karena ulah punkers sendriri yanh urakan jadi bikin image buruk buat musik punk!

    thanx dah komen bay!

    BalasHapus
  4. berbeda-beda tetapi tetap satu jua.dengan cara damai tentunya....

    BalasHapus
  5. kapan ada event di UNDIp...? punkmuslim siap meramaikan

    BalasHapus
  6. bagaimana cara bergabung dgn punk muslim ini...? soale anak sy dah mulai ikut2 an punk...tolong biar direkrut untuk punk muslin ini, trims

    BalasHapus